Profil Desa Demangan

Ketahui informasi secara rinci Desa Demangan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Demangan

Tentang Kami

Profil Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali, sebuah sentra industri tahu dan tempe tradisional yang vital bagi pasokan pangan lokal. Jelajahi potensi UMKM, tantangan pengelolaan limbah, data wilayah, dan demografi desa produsen ini.

  • Sentra Industri Tahu dan Tempe

    Merupakan pusat produksi tahu dan tempe yang dijalankan oleh puluhan unit usaha skala rumahan.

  • Pilar Rantai Pasok Pangan Lokal

    Berperan krusial sebagai pemasok utama protein nabati (tahu dan tempe) untuk pasar dan masyarakat di Kecamatan Sambi dan sekitarnya.

  • Menghadapi Tantangan Lingkungan

    Industri andalan desa ini berhadapan dengan tantangan pengelolaan limbah cair tahu yang memerlukan solusi berkelanjutan.

XM Broker

Jauh sebelum matahari terbit, saat sebagian besar wilayah masih terlelap, denyut kehidupan di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, telah dimulai. Aroma khas kedelai yang direbus menguar di udara, menjadi penanda dimulainya aktivitas di puluhan dapur produksi tahu dan tempe. Desa ini merupakan salah satu pilar penting dalam rantai pasok pangan lokal, dikenal luas sebagai sentra industri tahu dan tempe tradisional. Di sini, butiran-butiran kedelai diolah melalui tangan-tangan terampil menjadi sumber protein nabati yang menopang gizi ribuan orang. Desa Demangan ialah kisah tentang kerja keras yang dimulai dalam senyapnya pagi buta dan tentang bagaimana sebuah industri rumahan menjadi tulang punggung ekonomi sebuah komunitas.

Geografi dan Tata Ruang Desa Produsen Pangan

Secara geografis, Desa Demangan menempati area seluas 2,91 kilometer persegi. Lanskap desa ini ialah perpaduan antara kawasan pemukiman yang produktif dengan lahan pertanian yang menopangnya. Tidak seperti desa industri yang dipenuhi cerobong asap, industri di Demangan menyatu dengan kehidupan rumah tangga. Banyak rumah yang memiliki area khusus di bagian belakang sebagai tempat produksi, lengkap dengan tungku, bak perendaman, dan alat cetak tahu sederhana.Batas-batas wilayah Desa Demangan secara administratif meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Senting, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jatisari, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Catur, dan di sebelah timur berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Ngemplak. Lokasinya yang strategis, dikelilingi oleh desa-desa lain di Kecamatan Sambi, menempatkannya sebagai pemasok pangan yang ideal, dengan akses distribusi yang mudah ke pusat pemerintahan kecamatan di Catur dan pusat pasar di Sambi.

Demografi dan Kultur Masyarakat Pekerja Keras

Berdasarkan data kependudukan terakhir, Desa Demangan dihuni oleh 5.110 jiwa. Dengan luas wilayah 2,91 kilometer persegi, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.756 jiwa per kilometer persegi. Karakteristik ini mencerminkan sebuah desa yang cukup padat, di mana sebagian besar warganya terlibat dalam aktivitas ekonomi yang produktif.Ciri khas utama masyarakat Desa Demangan adalah etos kerja yang luar biasa. Para perajin tahu dan tempe terbiasa memulai hari mereka antara pukul 2 hingga 3 pagi untuk mempersiapkan produksi agar produk segar mereka siap dipasarkan pada pagi harinya. Kultur sebagai pekerja keras, ulet, dan pantang menyerah telah mendarah daging. Keahlian membuat tahu dan tempe merupakan pengetahuan yang diwariskan dalam keluarga, di mana anak-anak belajar secara langsung dengan membantu orang tua mereka, memastikan keberlangsungan tradisi dan industri ini.

Tahu dan Tempe: Pilar Perekonomian dan Ketahanan Protein Lokal

Perekonomian Desa Demangan secara signifikan ditopang oleh industri pengolahan kedelai. Puluhan UMKM yang tersebar di seluruh desa menjadi sumber lapangan kerja utama. Industri ini tidak hanya menghidupi para pemilik usaha, tetapi juga para pekerja, pemasok kedelai, hingga para pedagang yang mendistribusikan produknya.Proses Produksi Tradisional:

  • Tahu: Prosesnya meliputi perendaman kedelai, penggilingan menjadi bubur, perebusan, penyaringan untuk memisahkan ampas dengan sari kedelai, proses penggumpalan menggunakan air perasan asam (cuka tahu), hingga pencetakan dan pemotongan.

  • Tempe: Prosesnya terdiri dari perebusan kedelai, pengupasan kulit ari, perendaman, hingga peragian menggunakan spora jamur Rhizopus oligosporus dan pembungkusan untuk proses fermentasi.

Produk-produk ini kemudian didistribusikan setiap pagi ke berbagai titik, mulai dari Pasar Sambi, para pedagang sayur keliling (bakul eceran), hingga warung-warung makan di seluruh penjuru kecamatan, menjadikan Desa Demangan sebagai penjamin ketersediaan lauk-pauk yang terjangkau dan bergizi.

Mengelola Berkah Sekaligus Tantangan: Isu Limbah Tahu

Di balik peran vitalnya sebagai produsen pangan, industri tahu di Desa Demangan menghadapi sebuah tantangan lingkungan yang serius, yaitu pengelolaan limbah cair. Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar, yang jika dibuang langsung ke lingkungan dapat menyebabkan pencemaran air dan bau yang tidak sedap. Isu ini menjadi perhatian bersama bagi para perajin dan pemerintah desa.Kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan mulai tumbuh. Beberapa perajin, dengan bantuan dari pemerintah atau lembaga lain, mulai menjajaki solusi inovatif. Salah satu solusi yang paling potensial adalah pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas. Melalui proses fermentasi anaerobik dalam sebuah reaktor (digester), limbah cair dapat diubah menjadi gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, sehingga mengurangi biaya produksi. Selain itu, sisa dari proses biogas (slurry) juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair yang subur untuk tanaman.

Visi Pemerintah Desa: Menuju Industri yang Higienis dan Berkelanjutan

Pemerintah Desa Demangan memegang peran ganda dalam mengawal industri andalannya. Di satu sisi, mereka terus mendorong pertumbuhan ekonomi para perajin. Di sisi lain, mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan pertumbuhan tersebut tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.Kepala Desa Demangan, Mulyadi, menjelaskan pendekatan yang seimbang ini. "Tahu dan tempe dari Demangan adalah sumber protein bagi ribuan orang. Fokus kami adalah membina para perajin untuk meningkatkan higienitas dan efisiensi, sekaligus secara serius mencari solusi pengelolaan limbah yang berkelanjutan, seperti pengembangan biogas, agar industri ini bisa terus tumbuh tanpa merusak lingkungan," paparnya. Pemerintah desa secara aktif mencari mitra, baik dari kalangan akademisi maupun pemerintah kabupaten, untuk memberikan pendampingan teknologi dalam hal pengolahan limbah dan peningkatan mutu produk.

Desa Demangan: Lebih dari Sekadar Pangan, Sebuah Rantai Kehidupan

Desa Demangan adalah sebuah simpul penting dalam jaring-jaring kehidupan ekonomi dan pangan di Kecamatan Sambi. Di balik setiap potong tahu dan tempe yang tersaji di meja makan, ada kisah tentang kerja keras yang dimulai di kegelapan pagi, keuletan dalam menjaga resep warisan, dan kini, perjuangan untuk beradaptasi dengan tuntutan kelestarian lingkungan. Masa depan industri di Desa Demangan akan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk berinovasi, terutama dalam mengubah tantangan limbah menjadi sebuah peluang. Dengan demikian, desa ini tidak hanya akan terus menjadi pemasok pangan, tetapi juga menjadi contoh industri desa yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.